Nia
4 min readJul 29, 2024

First Aid saat "Jatuh"

Melalui berbagai rangkaian peristiwa dan ujian dalam hidup yang telah dilalui, sekarang mindset-ku jadi shifting dari "takut jatuh" ke "siap jatuh". Hidup ini penuh keseimbangan antara pergiliran bahagia dan sedih, kecewa dan bangga, atau terluka dan tertawa. Penting banget buat mengontrol pikiran kalau dalam hidup tuh ngga melulu soal senang-senangnya aja, tapi kita juga perlu menyiapkan mental saat sedih itu datang. Jadi, jatuh bahkan sampai di titik terendah itu sesuatu yang tidak bisa terelakkan. Maka kita tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk memikirkan gimana caranya agar tidak “jatuh”. Sebab jatuh itu pasti, hanya saja kita tidak tahu kapan. Yang bijak adalah kita mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kenyataan saat jatuh agar siap bangkit lagi. Habiskan tenaga dan waktu kita untuk meningkatkan kualitas dan kekuatan diri. Jadi kapanpun kita jatuh, kita sudah siap menghadapinya.

Tidak masalah saat kita jatuh, selagi kita punya iman yang kuat dan ilmu yang mumpuni, kita akan selalu siap bangkit dan pulih lebih cepat. InsyaAllah.

Jatuh yang aku maksud di sini adalah kenyataan-kenyataan pahit dalam hidup yang sangat mungkin terjadi dan dialami oleh semua orang. Misalnya saat ditolak beasiswa, gagal masuk kampus impian, gagal dalam sebuah hubungan, perceraian, kehilangan orang terdekat, bangkrut, ditipu/dikhianati orang, tidak menang dalam suatu kompetisi, terkena penyakit kronis, kecelakaan, dll.

Sebelum jatuh, kita perlu menyiapkan bantalan-bantalan persiapan agar nanti ketika beneran jatuh, rasa sakitnya tidak membuat kita terpuruk dan kita bisa pulih lebih cepat. Lalu apa saja bantalan-bantalan itu?

Kita harus menjadi Muslimah yang berdaya

Pertama, sebagai seorang muslimah kita harus punya pemahaman aqidah yang lurus sehingga dari situ kita akan memandang kehidupan dari paradigma yang tepat. Punyai pemahaman qadha qadar dan konsep tawakal yang benar sebab ini bisa jadi first aid saat kita jatuh.

Menyadari bahwa segala sesuatu sudah menjadi takdir Allah. Percaya bahwa ketetapan dan pilihan-Nya untuk kita adalah yang terbaik. Yakin bahwa pertolongan Allah itu amat dekat. Bergantung dan memohon bantuan hanya kepada Allah. Ikhlas, sabar, dan ridha pada setiap hal yang menimpa kita dan fokus pada ikhtiar di ranah yang bisa kita kendalikan.

Kedua, miliki ilmu yang cukup tentang kehidupan. Ilmu yang aku maksud di sini adalah ilmu mengelola rasa, manajemen emosi, bagaimana caranya punya self resilience, growth mindset, dan positive mindset. Sebagian besar ilmu terkait hal ini memang tidak diajarkan di perkuliahan, tapi kita bisa mendapatkannya dari membaca buku self improvement, membaca dari media sosial, atau mengikuti webinar. Meski kelihatannya sepele, tetapi sebenarnya input pemikiran yang baik akan menjadi pemahaman di otak kita dan akhirnya mendorong kita melakukan/tidak melakukan sesuatu. Aku pun sudah membuktikan bahwa bekal ilmu ini sangat membantu aku dalam menentukan pilihan yang tepat di momen-momen sulit.

Ketiga, punyai support system yang baik. Ini bisa keluarga, sahabat, mentor, teman-teman di komunitas yang suportif, dan relasi yang luas. Dengan begitu, saat di momen sulit itulah kita bisa mendapat dukungan dari orang terdekat dan kita pun bisa menghabiskan waktu dengan mereka agar kita tidak merasa sendirian. Terkadang masukan dan saran dari orang lain itu kita butuhkan agar kita tidak mengambil langkah yang salah. Selain itu, bercerita kepada orang yang tepat juga akan membuat kita lebih lega.

Keempat, latih diri untuk punya self confidence yang baik. Rasa percaya diri dan rasa sayang terhadap diri akan menyadarkan kita bahwa kita berharga dan berhak atas hal-hal baik dalam hidup. Jadi kalau ada suatu momen dimana kita jatuh, satu momen itu tidak menghentikan langkah kita atau menghambat impian kita yang lain. Ibarat kita punya taman yang luas, satu bunga yang mati tidak lantas membuat kita lupa untuk merawat tanaman lain di taman itu.

Ingat lagi visi hidup dan impian kita, bayangkan hal-hal baik dimana kita akan berhasil ke depannya, dan ingat orang-orang yang akan kita bahagiakan. Jangan sampai satu momen jatuh itu menghancurkan semuanya. Life must go on.

Kelima, punyai skill dan mandiri secara finansial. Bagiku pursuing education itu penting banget. Mengejar karier yang bagus juga penting. Pendidikan, karier, skills, ataupun value diri kita itu tidak akan pernah meninggalkan kita, akan terus melekat dalam diri di saat people come and go. Dengan menjadi wanita yang berdaya, kita akan sanggup berdiri di atas kaki sendiri dan meminimalisir bergantung kepada orang lain. Punyai mindset untuk bergantung hanya kepada Allah sebab bergantung kepada makhluk itu fana. Jadi, apapun yang terjadi kita berusaha kuat untuk diri kita sendiri.

Keenam, punyai hobi dan aktivitas kegemaran yang kita suka. Sesederhana suka main sama kucing, makan es krim coklat, jogging, dengerin musik, baca buku, nonton podcast, bersepeda, atau hal lain yang akan mendorong kita untuk enjoy menjalani hidup. Di momen jatuh itu kita coba untuk menjalani aktivitas yang membuat kita semangat lagi dan melepaskan emosi negatif dalam diri kita.

Sedih memang tidak bisa kita hindari, sebagai manusia biasa, Allah titipkan hati pada kita untuk bisa merasakan berbagai ragam emosi. Kita perlu menerima dulu perasaan itu dan memvalidasinya. Menerima bahwa kita juga bisa lemah dan terluka. Tidak perlu pura-pura kuat dan mengabaikan luka karena itu hanya akan memperparah keadaan.

Aku pun sekarang sedang belajar untuk tidak menghindari kenyataan pahit yang mungkin akan terjadi suatu saat nanti. Tidak ada yang pasti di dunia ini selain perpisahan dan kematian. Jadi, sekarang aku mulai belajar memvisualisasikan bagaimana jika orang-orang terdekatku Allah ambil, bisa dengan berpisah sementara atau selamanya. Namun bukan berarti aku terus berpikiran negatif, aku hanya ingin menyiapkan batinku agar siap dengan segala kemungkinan.

Yang terpenting adalah memohon agar selalu dikuatkan sama Allah dan diberikan pertolongan oleh-Nya. Dan masyaAllah ternyata kuncinya cuma satu, bertakwa kepada Allah. Sebagaimana janji-Nya,

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS At Talaaq : 2–3)

Pict from X
Nia

A life-long learner. Associated with faith, knowledge, and wisdom.