Nia
3 min readJun 19, 2024

Slow respond.

Pict from instagram @stayclosetoyourself_

Dulu aku termasuk yang lambat banget balas chat orang lain. Bahkan kalau udah males, bisa balasnya berhari-hari kemudian. Parah sih. Nah tapi akhirnya penyakit slowresp aku itu benar-benar berubah ketika aku bekerjasama dengan dosen dan dokter di RS. Jujur aku salut bangeet sama mereka yang super duper fast respond. Kayak, yaa Allah, mereka yang sesibuk itu aja tapi profesionalismenya keren parah. Padahal aku tahu mereka ada jadwal praktik di RS, membimbing puluhan mahasiswa, project penelitian dan meeting sana sini, masih harus ngajar, tapi ngga sedikitpun ngebiarin orang lain nunggu lama kecuali memang belum buka hp atau ada urusan yang lebih urgent.

Ngga ada semenit langsung dijawab dong
Meski chat sore di luar jam kerja langsung dijawab

MasyaAllah, dipertemukan sama guru-guru yang keren auto bikin aku malu bangeet dan tersadar sama habits burukku.

Tanpa aku sadari, sikapku yang slowresp itu sudah membuat orang lain kesal bahkan menyulitkan urusan orang juga. Apalagi kalau udah di tahap silent treatment, waduh itu sih benar-benar menyiksa mental anak orang sih.

Astaghfirullah, ngga lagi-lagi deh, Ni. Taubat kau, taubat!

Aku jadi sadar bahwa jika dalam rangka meraih ridha Allah, maka hal se-simple membalas sesegera mungkin tuh bisa jadi ibadah. Yup, ibadah untuk berbuat baik kepada orang lain dan memudahkan urusan orang.

Bahkan, salah satu ciri orang yang dihindarkan dari api neraka adalah orang yang sahl (suka memudahkan urusan orang dan tidak mempersulitnya). Semoga kita bisa menjadi bagian dari golongan itu yaa.

Ada quotes yang nampol banget buatku nih,

Teruslah memudahkan urusan orang lain, urusanmu biar Allah yang permudah. Teruslah membahagiakan orang lain, bahagiamu biar Allah yang beri.

Paham banget sih sebenernya kenapa males bales chat tuh karena kita butuh energi buat interaksi sama orang, butuh waktu juga buat berpikir dalam menjawab pertanyaan orang lain. Nah tapi, kalau kita lama bales chat-nya tanpa ada alasan penting (aslinya pegang hp tapi sengaja ngga bales chat), itu juga ngga memperbaiki keadaan dan merugikan kedua belah pihak. Kitanya ngga tenang, orang lain juga bisa jadi kepikiran.

Maka, pelan-pelan yuk kita ubah agar bisa lebih mindful dalam menyikapi segala sesuatu. Kabar baiknya, after effect dari berbuat baik tuh kita jadi lebih lega dan bahagia lhoh. Aku nih jadi happy tiap udah selesai balas chat dan udah ngga ada bulet-bulet pop up notif di hp. Kadang kita cuma butuh 30 detik sampai maksimal 3 menit aja kok buat balas chat, ngga lama.

Di era serba digital ini, urusan kita 90% ada di hp. Makanya agak aneh kalau ada yang balas chat-nya lama bangeet. Kemungkinannya cuma dua, antara kamu bukan prioritas atau dia sedang ada masalah pribadi sehingga tidak mau diganggu. We always have time, so it’s just a matter of priority.

Di sisi lain, kalau kita jadi pihak yang di-slowresp orang, maka sebaiknya kita tetap berprasangka baik dan memberikan udzur kepada dia. Kadang, slowresp-nya orang lain tuh bukan karena mereka tidak menghargai kita, tapi karena ada silent battle dalam dirinya yang sedang berusaha ditenangkan dulu. Nah kan jadi complicated bahasannya. Intinya sama sama saling ngertiin aja.

Semoga kita bisa mengusahakan menjadi orang baik yang peduli dengan perasaan orang lain dan saling memudahkan itu ya! ♡

Nia

A life-long learner. Associated with faith, knowledge, and wisdom.