Kurnia Sholikhah
2 min readOct 17, 2023

The courage to be disliked.

Di usia dewasa awal ini, aku merasa menjaga harmony dalam pertemanan atau sebuah relasi itu sangatlah penting. Selama ini, aku sangat tidak ingin memiliki musuh. Ketika aku punya masalah dengan orang lain atau terlibat konflik, pasti setelahnya I put so much efforts untuk memperbaiki hubungan itu meski bukan hanya aku yang salah. Aku ingin semuanya berakhir damai apapun pemicu awalnya.

Begitu pula saat aku tahu ada orang lain yang tidak menyukaiku, aku akan berusaha berbuat baik padanya agar pandangan dia ke aku berubah. I always want to show the world that kindness still exist.

At some points, itu ngga salah. And I’m proud to myself for putting those efforts. Tapi, lama-lama aku merasa itu ngga perlu lagi. Karena mau gimanapun, kita ngga akan pernah bisa menyenangkan semua orang. Bahkan kita ngga bikin salah aja, orang lain tetap bisa salah paham dan membenci kita tanpa alasan spesifik. And their feelings are not our responsibilities. Aku mulai menanamkan mindset ini di diriku sekarang. Bahwa yang di luar kendaliku, tidak perlu aku pusingkan. Cukup dengan terus berbuat baik dan tidak merugikan orang lain, maka itu cukup.

The courage to be disliked ini juga penting banget kaitannya ketika kita stand for certain opinion. When we stand for something, there will be people who don't agree with us. And that's okay.

Aku pernah begitu lantang menyuarakan Islam atau misalnya bela Palestina di social media, lalu followers-ku berkurang. Pernah juga aku kehilangan teman karena dia mengetahui opiniku yang berseberangan dengan dia. Awalnya itu ngga mudah aku terima, karena losing friends is the worst feeling ever. Cuma ya, mau gimana lagi.

Sekarang, aku ngga terlalu peduliin hal itu sih. Nggapapa kalau memang aku harus kehilangan pengikut atau teman, yang penting aku ngga kehilangan keberanian dan value aku untuk menyuarakan kebenaran.

Dulu, kupikir menyuarakan kebenaran itu amat menakutkan. Ternyata sekarang aku sadar bahwa diam itu jauh lebih buruk dan menakutkan.

Be true to yourself. Ikuti kata hatimu, dan jadilah diri sendiri. Mungkin kita akan menemukan musuh dan kehilangan teman, tapi di balik itu kita juga akan mendapatkan orang-orang terpilih yang sefrekuensi dengan kita. Anggap aja seleksi alam, siapa yang pantas untuk jadi teman di circle kita.

Semoga Allah kuatkan dan lindungi kita semua. Hasbunallah wani'mal wakiil.

Kurnia Sholikhah
Kurnia Sholikhah

Written by Kurnia Sholikhah

A life-long learner. Associated with faith, knowledge, and wisdom.

No responses yet